Sejarah Kampung
Dataran Tinggi gayo (Bener Meriah) atau orang manca negara menyebutnya dengan sebutan miniatur orang erofa pedalaman, dengan latar perkebunan kopi serta hutan pinusnnya, pada dasarnya penduduk Wih Porak berasal dari kampung Rime Raya Kecamatan Timang Gajah Kabupaten Aceh Tengah dan pada masa penjajah Belanda, Penamaan Kampung pada dasarnya dilakukan atas dasar sumber air yang unik yaitu Air Panas, dalam bahasa Gayo adalah Wih Porak. Letak kampung Wih Porak berada di tengah – tengah dan mudah dijangkau oleh semua Kampung disekitarnya.
Karena letak kampung Wih Porak sebelumnya ditengah Hutan belantara, masyarakat saat itu melakukan gotong royong membersihkan hutan untuk dijadikan lahan perkebunan tentu sekali gus dengan Perumahan dan ahirnya menjadi perkampungan.
Secara geografis daerah ini terletak diantara 4,33 Lintang Utara dan 96,45 Bujur Timur, mempunyai luas wilayah ± 4.500 Hektar atau 0,3?ri wilayah Kabupaten Bener Meriah. Dan merupakan satu wilayah dengan keadaan tofografi dataran sampai bergelombang atau berbukit-bukit dengan ketingian 900-2600 dpl. Curah hujan rata-rata adalah 1.089 mm dan tertingi adalah 2.409 mm.
Pada dasarnya penduduk kampung Wih Porak adalah bermata pencaharian sebagai petani kopi dan juga sebagai petani palawija.